Bogor – Direktur Cemara Institute, Rizqi Fathul Hakim, menyampaikan apresiasi atas langkah strategis dan persiapan matang yang dilakukan Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto dalam menyiapkan pengamanan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Menurutnya, pendekatan yang komprehensif ini sangat diperlukan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
“Kami mengapresiasi langkah pre-emptive dan persiapan matang yang diinisiasi Kapolres Bogor. Ini menunjukkan keseriusan aparat dalam memitigasi potensi gangguan sejak dini,” ujar Rizqi dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025). Persiapan tersebut dirangkum dalam Operasi Lilin Lodaya, yang melibatkan sinergi Polres Bogor dengan TNI, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta unsur terkait lainnya.
Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh rangkaian perayaan berjalan aman, tertib, dan kondusif. “Kami akan melakukan sterilisasi dan pengamanan ketat di seluruh Gereja di Kabupaten Bogor sebelum dan selama Natal berlangsung, guna menjamin rasa aman bagi umat Kristiani dalam melaksanakan ibadah,” jelas Wikha, Selasa (2/12/2025).
Fokus pengamanan, lanjutnya, meliputi tiga sektor utama. Pertama adalah pengamanan tempat ibadah. Kedua, pengaturan arus lalu lintas, terutama mengantisipasi lonjakan kendaraan menuju kawasan wisata seperti Puncak. “Skema rekayasa lalu lintas akan diterapkan secara fleksibel dan terukur. Kami juga telah menyiapkan pos-pos pengamanan dan pelayanan terpadu,” imbuhnya.
Sektor ketiga adalah pengamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Personel gabungan disiagakan untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan, mulai dari kriminalitas, kerumunan massal, hingga potensi bencana alam. Rizqi Fathul Hakim menilai penjabaran fokus ini sangat tepat sasaran. “Penekanan pada tiga pilar utama—rumah ibadah, lalu lintas, dan kamtibmas—merupakan strategi yang holistic. Ini mencerminkan pemahaman mendalam terhadap titik-titik rawan selama Nataru,” paparnya.
Lebih jauh, Rizqi menyoroti pentingnya aspek kolaborasi dalam operasi ini. “Sinergi yang dibangun antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah adalah kunci efektivitas pengamanan skala besar seperti Nataru. Ini model yang patut dikembangkan di daerah lain,” tandasnya.
Kapolres Wikha juga mengimbau partisipasi aktif masyarakat. Ia mengharapkan ketaatan pada rambu lalu lintas, kepatuhan terhadap arahan petugas, serta perayaan yang positif dan tidak mengganggu ketertiban. “Keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab bersama. Mari jadikan momen ini untuk mempererat persatuan dan menjaga toleransi,” ajaknya.
Direktur Cemara Institute sepakat bahwa kesadaran kolektif masyarakat merupakan faktor penentu kesuksesan pengamanan. “Kesiapan aparat harus diimbangi dengan kewaspadaan dan kedewasaan masyarakat. Imbauan Kapolres untuk merayakan dengan cara yang positif sangat relevan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Rizqi.
Dengan kesiapan aparat dan dukungan masyarakat, diharapkan perayaan Nataru 2026 di Kabupaten Bogor dapat berlangsung lancar dan damai. Langkah antisipatif Polres Bogor ini diharapkan menjadi contoh bagi wilayah hukum lainnya dalam menyongsong periode liburan akhir tahun.
“Pada akhirnya, keselamatan dan kenyamanan warga adalah tujuan tertinggi. Apresiasi kami sampaikan kepada Kapolres Bogor beserta jajaran atas desain operasi yang terukur dan berorientasi pada pelayanan publik,” tutup Rizqi Fathul Hakim.












