INSPIRA Nilai Marsdya Muhammad Syafii Sosok Kepala Basarnas yang Kompeten dan Berintegritas

Jakarta – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) sebut penunjukan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Muhammad Syafii sebagai Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) merupakan pilihan yang tepat. PB INSPIRA menilai Syafii merupakan sosok pemimpin yang mengemban dua kriteria fundamental seperti kompetensi tinggi dan integritas teruji, dibarengi pengalaman luas di lingkungan TNI, khususnya TNI Angkatan Udara.

Rizqi Fathul Hakim, Ketua Umum PB INSPIRA, menyampaikan bahwa Marsdya Syafii memiliki dedikasi yang tinggi dan berintegritas. “Berdasarkan rekam jejak dan dedikasinya, Marsdya TNI Muhammad Syafii adalah sosok yang berintegritas dan sangat kompeten dalam memimpin Basarnas,” ujar Rizqi dalam keterangan resminya.

Syafii, perwira tinggi lulusan Akademi Angkatan Udara 1991, resmi dilantik sebagai Kepala Basarnas oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi pada 21 Februari 2025. Pengangkatannya didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 34/TPA Tahun 2025 dan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/7/I/2025 tertanggal 3 Januari 2025.

Artha Daya Brahmansyah Ketua Bidang Pemerintahan, Pertahanan, dan Keamanan PB INSPIRA, turut memberikan penilaian positif. “Kepemimpinan Marsdya Syafii di Basarnas sangat dibutuhkan, terutama dalam meningkatkan kapasitas tanggap darurat dan koordinasi antarlembaga. Pengalamannya di TNI AU, termasuk sebagai Asisten Personel Panglima TNI, menunjukkan kemampuan manajerial yang kuat,” ungkap Brahmansyah.

Karir Syafii di satuan TNI AU mencatatkan serangkaian jabatan strategis yang membentuk kompetensi kepemimpinannya. Pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur ini pernah memimpin sebagai Kepala Dinas Operasi Lanud Suryadarma, Subang (2009), Kepala Dinas Personel Lanud Adisutjipto, Yogyakarta (2011), Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (2017), Kepala Dinas Pendidikan TNI AU (2022), dan Kepala Dinas Administrasi Personel TNI AU. Dua tahun terakhir sebelum ke Basarnas, ia dipercaya sebagai Asisten Personel Kepala Staf TNI AU (2023).

Sebelum memimpin Basarnas, Syafii mengemban tugas sebagai Asisten Personel Panglima TNI (2024), di mana ia berperan dalam pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan TNI. Artha Daya Brahmansyah menilai pengalaman ini menjadi nilai tambah. “Kemampuan beliau dalam manajemen personel akan memperkuat koordinasi antara Basarnas dengan instansi lain, termasuk TNI dan Polri, dalam operasi SAR nasional,” jelasnya.

Rizqi Fathul Hakim menekankan bahwa pengalaman Syafii dalam mengelola operasi, personel, dan pendidikan di lingkungan militer merupakan modal berharga. “Latar belakang beliau, terutama penguasaan teknis sebagai penerbang dan pengalaman manajerial di berbagai posisi kunci, merupakan fondasi kuat untuk mengelola operasi pencarian dan pertolongan yang kompleks dan sarat tantangan,” jelas Rizqi, merujuk pada masa Syafii sebagai instruktur penerbang helikopter di Yogyakarta selama lebih dari satu dekade (2002-2013).

Kemahiran Syafii dalam mengendalikan berbagai jenis pesawat, termasuk helikopter, dinilai sangat relevan dengan tugas-tugas inti Basarnas yang seringkali melibatkan operasi udara dalam kondisi darurat. Keahlian teknis penerbangan ini dipandang sebagai nilai tambah signifikan dalam memimpin lembaga yang bergantung pada sarana udara untuk evakuasi dan pengintaian.

Dalam transisi kepemimpinan, Syafii menggantikan Marsekal Madya TNI Kusworo, seniornya di TNI AU yang telah memasuki masa purnatugas. “Kami percaya Marsdya Syafii mampu melanjutkan dan bahkan meningkatkan kinerja Basarnas. Integritas dan komitmennya pada sumpah jabatan menjadi penjamin bahwa tugas mulia mencari dan menolong akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” pungkas Rizqi Fathul Hakim, menyampaikan harapan besar PB INSPIRA terhadap kepemimpinan baru di Basarnas.

Dengan bekal pengalaman panjang, kompetensi teknis, dan pengakuan atas integritasnya dari organisasi masyarakat seperti INSPIRA, Muhammad Syafii memikul tanggung jawab besar untuk memastikan Basarnas tetap menjadi ujung tombak pertolongan dalam setiap bencana dan musibah di tanah air. Tantangan ke depan menuntutnya untuk mengkonversi pengalaman militer menjadi kepemimpinan efektif di lembaga sipil yang berorientasi pada kemanusiaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *