News  

PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT MELAYU YANG DIAKIBATKAN OLEH PELEBURAN LINTAS BUDAYA

Penulis Petri yanti
Mahasiswa sastra minangkabau fakultas ilmu budaya universitas Andalas

BUDAYA merupakan pola-pola hidup yang dijalani oleh seseorang ataupun juga yang dijalani oleh sekelompok orang, lalu melekat tertanam menjadi sesuatu yang terbiasa dilakukan oleh seseorang atau sekelompok manusia, budaya juga bisa dimaknakan sebuah sistem kompleks yang terdiri dari berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kepercayaan, nilai, adat istiadat, seni, institusi sosial, dan teknologi.

Budaya diwariskan dari generasi ke generasi dan terus berkembang seiring waktu, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kontak antar budaya, perubahan sosial dan ekonomi, dan kemajuan teknologi.

Budaya memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, dengan memberikan identitas, menyatukan orang, membimbing perilaku, mengendalikan sosial, dan meningkatkan ekspresi diri. Budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia, dan memahami budaya yang berbeda dapat membantu kita untuk lebih menghargai keragaman dan kompleksitas dunia.

Budaya tercipta dan terbentuk dari beragam unsur-unsur yang sangat kompleks dan rumit, hal itu terdiri dari budaya yang tercipta dari unsur keagamaan, budaya yang tercipta dari unsur politik, budaya yang tercipta dari unsur adat-isitiadat, budaya berbahasa, budaya perkakas (alat-alat tradisional), budaya berpakaian, cara mendirikan bangunan serta budaya-budaya yang menghasilkan karya-karya seni (Morales, 2015).

Budaya didefinisikan sebagai landasan dasar dalam berpadangan yang ditemukan serta ditentukan oleh seorang individu ataupun sekelompok tertentu, yang bertjuan untuk mendalami dan juga menguasai mengenai permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internal.

Yang hal tersebut telah berjalan baik untuk ditimbang dengan kelayakannya dan oleh sebab itu diajarkan pada anggota yang baru untuk dijadikan pola asumsi dasar mereka (Haryanto, 2014).

Interaksi sosial yang berkelanjutan secara terus-menerus antara orang Melayu dengan etnis pendatang, tentunya perlahan demi perlahan akan memberi dampak terkhususnya bagi eksistensi adat/istiadat ataupun budaya (kebiasaan) orang Melayu asli tersebut.

Beragam hasil dari bentuk interaksi sosial yang terjadi antara orang Melayu dengan para pendatang tersebut, misalnya kerja sama dalam berbisnis yang mempunyai unsur kepentingan, yang sampai kemudian kepada unsur yang lebih intim yaitu pernikahan lintas budaya terkhususnya antara orang Melayu dengan etnis pendatang. Dalam hal ini, berdasarkan data yang didapat penulis bahwasannya pernikahan lintas budaya tersebut sering terjadi antara orang Melayu dengan etnis Jawa ataupun juga etnis Minangkabau.

Peleburan/percampuran antar budaya yang terjadi pada masyarakat Melayu di Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Jambi dengan etnis pendatang merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri untuk datang.
Adanya interaksi sosial yang berkelanjutan secara terus-menerus tentumya akan memberikan stimulan pada antar budaya.

Pernikahan dengan lintas budaya merupakan peleburan antar budaya yang akan memberi pengaruh terhadap eksistensi dari salah satu entis terkhususnya pada etnis pada orang Melayu yang merupakan sebagai identitas yang luhur dan juga ialah suatu kearifan lokal.

Peleburan lintas budaya dalam masyarakat Melayu telah membawa dampak sosial yang signifikan.

Ini mencakup:
Penggabungan Nilai-nilai Budaya: Proses peleburan memperkaya dan memperluas pandangan tentang nilai-nilai budaya. Masyarakat Melayu mungkin mengadopsi elemen-elemen baru dari budaya lain, seperti nilai-nilai kerja, kesetaraan gender, atau perspektif sosial yang lebih inklusif.

Penciptaan Identitas Baru: Pergeseran dalam interaksi budaya menghasilkan identitas yang lebih kompleks dan inklusif. Identitas Melayu mungkin tidak lagi terbatas pada tradisi tertentu, melainkan mencerminkan pencampuran budaya yang kaya.

Perubahan dalam Gaya Hidup: Peleburan budaya dapat memengaruhi gaya hidup masyarakat Melayu, termasuk dalam pola makan, pakaian, dan hiburan. Misalnya, adopsi masakan atau mode pakaian dari budaya lain dapat terjadi.

Perubahan Pola Makan: Kuliner turut mengalami perkembangan. Masakan daerah Melayu bisa saja tergantikan oleh cita rasa kuliner pendatang. Contohnya, pengaruh kuliner India di Malaysia yang memperkenalkan kari ke dalam masakan Melayu.

Perkembangan Bahasa: Kontak dengan budaya lain dapat memengaruhi penggunaan bahasa dalam masyarakat Melayu.Perkembangan kosakata baru, penggabungan frasa atau aksen, dan bahkan penciptaan bahasa campuran atau pidgin dapat terjadi.

Perubahan dalam Struktur Keluarga:Peleburan lintas budaya dapat mempengaruhi struktur keluarga dan nilai-nilai yang terkait dengannya. Contohnya, pengaruh budaya baru dapat mengubah pandangan tentang peran gender dalam keluarga atau norma perkawinan.

Penyesuaian dalam Ritual dan Tradisi:Ritual dan tradisi masyarakat Melayu mungkin mengalami penyesuaian atau integrasi dengan elemen-elemen baru dari budaya lain. Ini bisa terjadi dalam upacara pernikahan, perayaan agama, atau ritual keagamaan.

Konflik Identitas: Proses peleburan budaya juga dapat memunculkan konflik identitas di antara anggota masyarakat Melayu. Beberapa individu mungkin merasa sulit untuk menavigasi identitas ganda atau menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang cepat.
Penting untuk dicatat bahwa peleburan lintas budaya tidak selalu tanpa tantangan, dan masyarakat Melayu harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan warisan budaya mereka dan mengadopsi elemen-elemen baru yang memperkaya kehidupan mereka. peleburan lintas budaya telah menjadi pendorong utama perubahan sosial dalam masyarakat Melayu.
Dari penggabungan nilai-nilai budaya hingga pengaruh pada pola makan dan gaya hidup, proses ini telah menciptakan identitas yang lebih kompleks dan inklusif. Meskipun tantangan dan konflik identitas mungkin timbul, masyarakat Melayu terus menavigasi perubahan ini dengan mencari keseimbangan antara mempertahankan warisan budaya mereka dan mengadopsi elemen-elemen baru yang memperkaya kehidupan mereka.

Dengan menghargai keragaman budaya dan memelihara warisan leluhur, masyarakat Melayu terus mengukuhkan kedudukannya sebagai bagian integral dari lanskap budaya global yang semakin terhubung.

Singkatnya, peleburan lintas budaya telah menjadi katalis perubahan sosial masyarakat Melayu. Perubahan ini menyangkut nilai, kebiasaan, hingga cara pandang. Meskipun ada tantangan, masyarakat Melayu terus berupaya menemukan keseimbangan antara melestarikan budaya luhur dan menerima hal baru yang bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *